Sabtu, 02 Agustus 2014

Volumetri (Pendahuluan)



Volumetri adalah suatu cara analisis jumlah yang berdasarkan pengukuran volume larutan yang diketahui kepekatannya secara teliti yang direaksikan dengan sampel yang akan ditetapkan kadarnya.
1.    GLP dan K3
a.       GLP (Good Laboratory Practice) → praktik berlaboratorium yang baik dan benar
Suatu alat manajemen laboratorium yang mengorganisasikan laboratorium pengujian dengan tujuan untuk mencegah kesalahan serta meningkatkan dan menjaga mutu data hasil pengujian.

Aturan-aturan, prosedur-prosedur, dan praktek di laboratorium yang cukup menjamin mutu dan intensitas data analitik yang dikeluarkan oleh laboratorium tersebut.
Merupakan pelengkap dalam praktik berlaboratorium untuk mencapai mutu data hasil pengujian yang konsisten.
PERSYARATAN TEKNIS:
·         Pencahayaan
§  Alami      : sinar matahari
§  Buatan   : cahaya lampu listrik
·         Ventilasi
§  Ventilasi alami
 Dipantau sekurang-kurangnya 3 bulan sekali
§  Ventilasi buatan (AC)
§  Ruang asam (fume hoods)
·         Temperatur dan Kelembaban
·         Sumber Energi
·         Persediaan Air
·         Meja Kerja dan Area Personil Lab.
b.      K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja)
Suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun rohaniah tenaga kerja (laboran/ analis) pada khususnya dan manusia pada umumnya, hasil karya dan budayanya menuju masyarakat adil dan makmur. Secara keilmuan K3 merupakan ilmu pengetahuan dan penerapannya dalam usaha mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja.

Bidang yang terkait dengan kesehatan, keselamatan, dan kesejahteraan manusia yang bekerja di suatu instansi/ institusi/ industri maupun lokasi proyek.

2.    TE (Titik Ekuivalen)
Angka atau volume yang menjadi tujuan utama dalam titrasi (meneteskan). Seharusnya angka TE ini yang menjadi angka perhitungan, tapi sayangnya angka ini tidak dapat diperoleh secara manual atau dalam titrasi biasa maksudnya tidak bisa diamati. Jadi, angka ini hanya teoritis pada akhirnya.

3.    TA (Titik Akhir)
Saat di mana penitaran harus dihentikan saat indikator berubah warna. Perubahan ini terjadi bila dalam erlenmeyer terdapat titran yang berlebih. Titran bisa berlebih karena sampel sudah tidak ada lagi (habis bereaksi) atau dengan kata lain TE sudah tercapai.

4.    BBP (Bahan Baku Primer)
Bahan baku kimia yang dapat dipakai untuk membuat larutan standar primer dan digunakan untuk mengetahui standar sekunder (Bahan baku yang digunakan untuk menstandarisasi titran).
Bahan baku yang bila dilarutkan dalam volume tertentu maka kenormalan dari larutan tersebut (primer) sesuai dengan perhitungan. Syarat BBP: murni, tidak higroskopis, mantap, larut dalam pelarut yang sesuai, dan dapat bereaksi secara stoikiometri. Contoh: Asam Oksalat (H2C2O4.2H2O), Natrium Karbonat (Na2CO3), Asam Benzoat, Natrium Tetra Borat/ boraks (Na2B4O7.10H2O), dll.

5.    Trayek pH Indikator
Kisaran pH di mana indikator dalam bekerja yang menyebabkan perubahan warna pada indikator asam basa. pH di bawah 7 adalah asam, pH 7 adalah netral,  sedangkan pH di atas 7 adalah basa.
6.    Buret
Buret adalah salah satu alat laboratorium kaca/ glassware yang berbentuk silinder yang memiliki garis ukur dan sumbat keran pada bagian bawahnya (alat yang digunakan dalam kimia analitik untuk mengeluarkan variabel, jumlah terukur dari larutan kimia).
Digunakan untuk meneteskan sejumlah reagen cair dalam eksperimen yang memerlukan presisi, seperti pada eksperimen titrasi. Buret sangatlah akurat sampai dengan 0,05 cm3. Oleh karena ketelitian buret yang tinggi, kehati-hatian pengukuran sangatlah penting untuk menghindari kesalahan sistematik.
Berdasarkan ukuran, buret dibagi menjadi beberapa macam, yaitu:
a.       Buret makro, yaitu buret yang kapasitasnya 50 ml dan skala terkecil yang dapat dibaca hingga 0,10 ml.
b.      Buret semimikro memiliki kapasitas volume 25 ml dengan skala terkecil yang dapat dibaca hingga 0,50 ml.
c.       Buret mikro memiliki kapasitas volume 10 ml dengan skala terkecilnya adalah 0,020 ml.
Berdasarkan peruntukkannya, buret dibagi menjadi:
a.       Buret asam (dengan cerat kaca) digunakan untuk larutan yang bersifat asam (HNO3, HCl), netral (Tiosulfat) dan larutan pengoksid (KCrO4).
b.      Buret basa digunakan untuk larutan yang bersifat basa seperti NaOH, KOH, dll. Memiliki ujung cerat karet dengan bola kaca yang berfungsi mirip seperti keran.
c.       Buret amberglas adalah buret yang terbuat dari bahan kaca yang berwarna coklat atau gelap. Buret ini berfungsi untuk larutan yang mudah teroksidasi oleh cahaya matahari seperti larutan Kalium permanganat atau Iodium.
d.      Buret universal yaitu buret yang dapat digunakan untuk semua jenis larutan baik yang bersifat basa maupun asam, cerat ujungnya terbuat dari teflon.

7.    Pipet Volumetri
Pipet yang memiliki tanda garis untuk menunjukkan batas larutan yang diisi dan memiliki bagian tengah yang membesar dengan bagian atas dan bawah menyempit (kapiler), pada bagian atasnya terlihat tulisan kapasitas pipet dan suhu peneraan.
Kegunaan pipet volumetri antara lain, yaitu: Mengambil atau memindahkan larutan dengan volume tertentu sesuai dengan label yang tertera pada bagian yang menggembung. Pipet ini ukurannya 1 ml, 5 ml, 10 ml, 15 ml, 25 ml, 50 ml, 100 ml, dst.
Jenis-jenis pipet:
a.       Pipet serologis: pipet ini terbuat dari pipa kaca silinder yang lurus dan memiliki skala volume. Ketelitian pipet serologis sesuai dengan skala terkecilnya.
b.      Pipet Volumetrik Volume Tetap: pipet jenis ini hanya memiliki 1 garis tera dengan volume tertentu, berbentuk silinder tetapi bagian tengahnya lebih gendut. Ketelitiannya lebih tinggi dibanding pipet pasteur karena garis tera berada pada bagian atas pipet yang memiliki diameter kecil.
c.       Pipet Volumetrik dengan Piston: pipet jenis ini mulai berkembang pada tahun 1960-an. Awalnya pipet ini memiliki volume tetap, namun kemudian berkembang hingga memiliki volume yang dapat diatur pada range tertentu. Lebih disukai karena selain volumenya bisa diatur, akurasi dan presisi yang tinggi, pemakaiannya pun simpel dann mudah.

8.    Labu Ukur
Alat ukur yang memiliki design bagian bawah besar dan bagian atas menyempit. Kegunaan labu ukur, yaitu untuk membuat atau mengencerkan larutan dengan ketelitian yang tinggi.
Labu ukur ada 2 macam, yaitu labu ukur plastik dan labu ukur kaca. Volumenya 10 ml, 25 ml, 50 ml, 100 ml, dst.

9.    Erlenmeyer
Suatu alat yang bagian bawah yang lebar dan bagian atas yang menyempit, sehingga bila digoyangkan tidak mudah muncrat.

Fungsi dan kegunaan erlenmeyer antara lain adalah:
a.       Mengukur dan mencampur bahan-bahan analisa
b.      Menampung larutan, bahan padat ataupun cairan
c.       Meracik dan menghomogenkan (melarutkan) bahan-bahan komposisi media
d.      Tempat kultivasi mikroba dalam kultur cair
e.      Tempa t untuk melakukan titrasi bahan
Erlenmeyer ada 2 macam, yaitu erlenmeyer asah dan erlenmeyer non asah (biasa). Ukurannya 50 ml, 100 ml, 200 ml, 250 ml, 300 ml, 400 ml, dst. Erelnmeyer asah biasanya untuk zat yang mudah menyublim/ perlu pengocokkan yang kuat.